Selasa, 28 September 2010

4 TAHAPAN MENUJU SURGA ALLAH SWT


Jannah itu ternyata berisi Maghfirah dan Ridha Allah - Dan tidak akan mendapatkannya kecuali dengan jalan TAQWA kepadaNya.
Jadi ternyata untuk memperolehnya kita harus selalu;
1). Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa kita - setiap saat didalam kehidupan ini - Dan
2). Memohon keridhaanNya untuk dapat memenuhi kebutuhan kita -memasuki jannahNya dari sebab dibebaskan kita atas Kehendak Allah SWT dari adzab neraka -

Ada 4 tahapan sebelum seorang manusia bisa memasuki jannahNya dalam keadaan diampuni dan diridhai Allah SWT.
Keempat tahap tersebut, tidak lain hanya akan bisa ditempuh sesuai petunjuk dari Al-Qur'an. Sehingga oleh karena inilah, manusia SELURUHNYA diperintahkanAllah SWT untuk beribadah kepadaNya dengan tujuan mencapai TAQWA.

Tahap PERTAMA - Iman dan Amal Shaleh.

Iman ada dua; Iman kepada yang Haq dan Iman kepada yang Bathil.
Amal Shalehpun ada dua; Yang diridhai Allah SWT dan yang TIDAK diridhaiNya.
Seorang manusia tak akan mungkin mendapatkan ridhaNya TANPA memiliki iman yang MURNI kepada Yang Maha Mutlak Haq untuk diimani, yaitu Allah SWT - Maha Pencipta seluruh yang nyata dan yang ghaib - Maha Pemilik seluruh yang haq - Maha Pengatur yang kehendakNya tak bisa terbantahkan dan terhalangi oleh sesuatupun, dimanapun dan kapanpun diseluruh jagat raya CiptaanNya ini...

Jadi jelaslah, betapa tak pantasnya jika seorang manusia mencampurkan imannya kepada Allah SWTdengan syirik.
Sama seperti hasil wudhu yang terkena najis, maka musnahlah kesucian wudhu itu. Iman yang murni kepada Allah SWT menghasilkan Laa Ilaaha Ilallah dalam setiap gerak langkah kehidupan. Sehingga pantaslah gerak langkah manusia seperti ini akan menuai Amal Shaleh yang diridhai Allah SWT.
Jangan pernah bermimpi menuai jannahNya sementara keimanan kepada Allah SWT masih ternodai oleh segala macam bentuk kemusyrikan sekecil apapun itu. Jangan pernah merasa telah beramal shaleh manakala dalam niat masih terbersit keinginan dilihat manusia.
Amal shaleh yang diridhaiNya itu berdampingan dengan adanya resiko dinistakan oleh orang-orang fasik, dicerca oleh orang-orang munafik, dan selalu diganggu dengan gangguan yang besar oleh orang-orang kafir. Tapi justru disinilah sungguh indikator ujian keimanan seseorang dihadapan Mata Yang Maha Melihat - Yang Maha Mengetahuisegala isi hati.
Maka pantaslah jika para malaikat mengatakan "jangan takut dan jangan bersedih, bergembiralahdengan jannah yang dijanjikan Allah kepadamu" ketika seorang hanya berpegang teguh kepada Allah SWT saja.

Jika indikator kemurnian iman itu 'lolos' dalam arena ujian pelaksanaan amal shaleh yang semata dilakukan demimengharap ridhaNya saja dan tanpa takut apa kata dunia, maka sangat layak dan patutlah untuk berbahagia dengan rasa syukur yang terus menerus tanpa batas hingga ajal menjemput memutuskan ikatan kefanaan dunia. Dan dengan Kehendak Allah SWT sajalah, Insya Allah seseorang yang bisa istiqomah dalam menjaga kemurnian Imannya serta  mampu beramal shaleh hanya karena Allah, dapat melanjutkan kepada Tahap KEDUA, yaitu Mati dalam keadaan Khusnul Khatimah

|Kondisi diatas bukan sebuah khayalan tanpa makna. Mengapa? karena kekasihNya, seorang yang diizinkanNyamemberi syafaat diakhirat kelak, seorang yang ketika ajalnya memanggil ummatii...ummatii..ummatii - Rasulullah SAW -telah memberikan bukti nyata bagaimana caranya memurnikan iman kepadaNya dengan melalui ujian amal shaleh yang diridhaiNya...Subhanallah...|

Mati dalam keadaan Khusnul Khatimah merupakan dambaan banyak orang. Namun bagaimana cara mencapainya,mungkin tak banyak yang mengetahuinya. Jika saja sebuah riwayat mengatakan indikator khusnul khatimah itu adalah ketika nyawa berpisah dari raga masih sempat berucap laa ilaaha ilallah, maka pertanyaannya; bisa dan mampukah seseorang melafalkan kalimat itu TANPA Kehendak dan Ridha Allah yang menuntunnya?. Karena sungguh teramat dahsyat keadaan saat sakaratul maut itu hingga kondisi paling ringanpun digambarkan seperti dihujam dengan seribu pedang tajam...

Maka jelaslah sudah, Kehendak dan Ridha Allah SWT pada saat sakaratul maut adalah fungsi dari Iman yang murni kepadaNya, yang telah teruji dengan Amal Shaleh yang diridhaiNya - melalui ujian amal yang dilakukan tanpa takut apa kata dunia. Dan jelaslah pula kiranya, jika tahap kedua hal dari Tahap Kedua ini berhasil dilalui seseorang, maka Tahap KETIGA, yaitu Selamat Atas Pertanyaan Kubur akan dengan mudah dituntaskannya.

Seorang yang selama hidupnya beriman kepada yang bathil dan amal shalehnya tidak diridhai Allah SWT, ketika pertanyaan kubur dilaksanakan, maka pertama kali digambarkan malaikat keindahan jannah kepadanya dan dikatakan "Inilah tempatmu di dalam surga".
Namun segeralah ia menjerit dengan jeritan dalam kuburnya yang terdengar oleh seluruh makhluk ciptaanNya kecuali Jin dan Manusia, manakala gambaran keindahan dan kenikmatan jannah itu sirna seketika saat malaikat berkata "Inilah tempatmu di neraka jahannam sesuai dengan amalanmu didunia. Maka rasakanlah adzab kubur inihingga hari engkau dibangkitkan"...Naudzubillah !!!

Sebaliknya, seorang yang selama hidup di dunia murni imannya kepada Allah SWT dan teruji dengan amal shaleh yang ikhlash semata mengharap ridhaNya saja - tanpa takut apa kata dunia - maka malaikat menggambarkan neraka terlebih dahulu kepadanya dan mengatakan "inilah tempatmu di neraka". Dan seketika itu pula ketakutannya tergantikan oleh gambaran selanjutnya berupa keindahan dan kenikmatan jannah yang digambarkan malaikat kepadanya seraya dikatakan malaikat kepadanya, "Inilah surga yang dijanjikan kepadamu, oleh sebab Allah ridha atas Iman dan Amal Shalehmu. Maka beristirahatlah engkau dalam kubur ini sampai hari nanti Allah SWT membangkitkan engkau"...Subhanallah...

Betapa Tahap KETIGA ini sebuah kecelakaan besar bagi orang yang tidak sungguh-sungguh bermohon tuntunan atas Kehendak Allah untuk dapat berhati-hati menjaga imannya kepada Allah SWT dari kemungkinan syirik dan 'merasa' telah berbuat amal shaleh dengan sebaik-baiknya, sementara dalam pandangan Allah SWT ia hanya dinilai sebagai pendusta karena tidak mengamalkanAl-Qur'an dan tidak beramal sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Bisa dibayangkan berapa lama siksaan teramat pedih di dalam kubur akan dialaminya hingga hari berbangkit itu tiba tanpa ada yang bisa menolongnya sedikitpun, karena ridha Allah untuk membebaskannya tidak diperolehnya dari sebab keimanan dan amal shalehnya yang 'gagal' selama ia diberikan kesempatan seluas-luasnya oleh Allah SWT selama ia hidup di dunia...Naudzubillah !!!

Kecelakan orang seperti ini, belum berakhir disini...

Di Tahap KEEMPAT, ketika seharusnya ia Dibangkitkan Dalam Keadaan Baik, ia malah lebih celaka lagi karena Allah SWT membangkitkannya dalam keadaan BURUK...Naudzubillah !!!
Seharusnya ia dibangkitkan seperti dahulu ia hidup sempurna sebagai seorang manusia, maka ia dibangkitkan dalam keadaan 'tidak utuh' sebagian badannya manusia, tetapi kepalanya???...Naudzubillah min dzalik !!!
Maka bagaimanakah keadaannya saat menerima catatan amalnya??? Sudah bisa dipastikan ia tak akan mampu menerima buku catatan amalannya dengan tangan kanannya. Dan sudah dapat diduga kesudahannya, manakala buku catatan amalan itu tidak diterima dengan tangan kanannya....

Akan halnya seorang yang telah "lulus" di Tahap PERTAMA, lalu ia berhasil  melalui Tahap KEDUA, sedangkan ia telah menikmati keindahan istirahat panjangnya dalam kubur selama penantian hari berbangkit, di Tahap KEEMPAT ini ia dibangkitkan dalam keadaan 'sempurna' sebagai manusia ciptaanNya dan pastilah ia mampu menerima buku catatan amalannya melalui tangan kanannya.

Karena sebab kesempurnaan bentuk manusia seperti penciptaannya sesuai kehendakNya itulah, maka Allah SWT berbicara langsung kepadanya dengan pembicaraan yang sederhana saja dan mengatakan kepadanya

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai,masuklah kalian kedalam jama'ah hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam jannahKu"....

Subhananallah Walhamdulillah Wa Laa Ilaaha Ilallahu Allahu Akbar....

Kesimpulan :

Jannah Allah SWT yang berisi AMPUNAN dan RIDHA-Nya itu yang hanya bisa dicapai semata hanya karena KEHENDAK Allah SWT saja kepada hambaNya; KARENA
1. Tak ada yang mampu menjamin konsistensi seseoran dalam IMAN yang murni dan AMAL SHALEH yang diridhaiNya selain atas KehendakNya dalam bentuk Rahman dan Rahim Allah SWT
2. Tak ada yang dapat menuntun seseorang untuk mampu mengucap Laa Ilaaha Ilallah saat sakaratul maut, selain semata atas KehendakNya dalam wujud Rahman dan Rahim Allah SWT 
3. Tak ada yang bisa menjamin seseorang untuk dapat 'berhasil' dalam pertanyaan kubur tanpa bisa 'lulus' melalui Tahap PERTAMA dan KEDUA tanpa KehendakNya kepadanya sebagai wujud betapa tanpa batasnya Rahman dan Rahim  Allah SWT 
4  . Tak ada yang bisa membangkitkan kedua kalinya dalam keadaan baik selain KEHENDAK Allah SWT kepada HambaNya - dengan membuktikan - betapa tak pantasnya seorang manusia memasuki jannahNya TANPA Maha Rahman dan RahimNya
5. Betapa keempat tahap mencapai jannah itu tak akan tercapai TANPA Bismillaahirrahmaanirrahiim....yang hanya ada di dalam Al-Qur'anNya...

Demikianlah kiranya 4 tahap menuju jannahNya terpaparkan secara sangat terbatas dalam tulisan ini, semoga yang menulis dan membacanya mendapatkan kehendak Allah SWT untukbisa mengambil pelajaran darinya dan mengamalkan pelajaran tersebut untuk kemudian mampu mengikuti kehendak Allah SWT, beriman dengan semurni-murninya hanya kepadaNya danmelakukan amal shaleh yang diridhaiNya...

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

Wallahu A'lam....

Bandung, 19 September 2010 M / 10 Syawal 1431 H

Disarikan dari Khutbah Jum'at, K.H. Nur Muttaqien di Masjid Al-Fajr17 September 2010 M / 8 Syawal 1431 H